Kajian Pelaksanaan Gerakan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Dalam Meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) Di Desa Manusak, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Authors

  • Meryanto Yonatris Tana Universitas Nusa Cendana
  • Marthen Robinson Pellokila Universitas Nusa Cendana
  • Maria Indryani Hewe Tiwu Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.61132/menawan.v2i4.702

Keywords:

Corn, Cattle, Dry Land, Farmer Exchange Rate (NTP), Cattle Harvest Corn Planting Program (TJPS), Farmer Welfare, East Nusa Tenggara Province, Manusak Village, Corn-Cow Integration, Government Policy, Agricultural Productivity

Abstract

Corn and cattle are the main commodities in dry land farming in East Nusa Tenggara (NTT), with corn as a food source and cattle as a source of income. This province has vast dry land potential, namely 1,734,488 H, but its utilization is still less than optimal. The Cattle Harvest Corn Planting Program (TJPS) was launched to increase corn production, cattle population and farmer welfare.This research analyzes the Farmer Exchange Rate (NTP) in Manusak Village, Kupang Regency, and the factors that influence it, as well as examining government policies in supporting the efficiency of the corn-cattle farming system. Qualitative methods through interviews, observations and text analysis are used to understand farmers' experiences in farming.The results show that the NTP in the Gacinda and Leselik farmer groups is different: Gacinda has a higher NTP than Leselik, which is caused by differences in corn production costs and yields. In conclusion, corn productivity and costs incurred affect farmer welfare, with high expenditures potentially reducing NTP.

 

References

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2010).

Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2010). Populasi ternak besar menurut kabupaten/kota. /24/590/1/

Elly, F. H. (2008). Pengembangan usaha ternak sapi rakyat melalui integrasi sapi-tanaman di Kabupaten Kupang.

Kariyasa, K. (2005). Sistem integrasi tanaman-ternak dalam perspektif reorientasi kebijakan subsidi pupuk dan peningkatan pendapatan petani.

Kurniawan, A. Y. (2008). Analisis efisiensi ekonomi dan daya saing usahatani jagung pada lahan kering di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Kusnadi, U. (2008). Inovasi teknologi peternakan dalam sistem integrasi tanaman.

Rustiadi, E. (2018). Perencanaan pembangunan wilayah dan pedesaan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 3(3), 179.

Sadikin, I. (2002). Analisis daya saing komoditi jagung dan dampak kebijakan pemerintah terhadap agribisnis jagung di Nusa Tenggara Barat pasca krisis ekonomi. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (SOCA), 2(1), 1-77.

Soedjana, T. D. (2007). Sistem usaha tani terintegrasi tanaman-ternak sebagai respons petani terhadap faktor risiko. Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 82-87.

Susanto, A. N., & Sirappa, M. P. (2005). Prospek dan strategi pengembangan jagung untuk mendukung ketahanan pangan di Maluku. Jurnal Litbang Pertanian, 24(2), 70-79.

Utara. (n.d.). Ternak untuk menunjang swasembada daging sapi. Pengembangan Inovasi Pertanian, 1(3), 189-205.

UTARA. Jurnal Pertanian dan Pengembangan Pertanian, 27(2), 63-68.

Warsana, W. (2007). Analisis efisiensi dan keuntungan usaha tani jagung (Studi di Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora) (Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).

Published

2024-06-24

How to Cite

Meryanto Yonatris Tana, Marthen Robinson Pellokila, & Maria Indryani Hewe Tiwu. (2024). Kajian Pelaksanaan Gerakan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Dalam Meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) Di Desa Manusak, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. MENAWAN : Jurnal Riset Dan Publikasi Ilmu Ekonomi, 2(4), 111–130. https://doi.org/10.61132/menawan.v2i4.702

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.